Bisu memandang kalut
Lembam sukma ini serperti tahu sakit
Nanti. . .
Nanti dan nanti menunggu sekuat nanti
Berlalu waktu tak terbendung oleh kau sekalipun aku
Diri ini mengaku bahwa ia akui kau ialah nanti
Nanti yang menggerayangi malam menikam mentari
Nanti yang memeluk bayang hingga pada bunga malam
Jangan lama kau menjadi nanti padaku
Nanti lama pun nanti kan menggerangi malamu seperti di sini. . .
Bertho ‘pada nanti yang dengan setitik cahya’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar